Kamis, 18 April 2013

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPST MULYOAGUNG BERSATU




Desa Mulyoagung yang memiliki luas wilayah 296594 Ha dan dengan tingkat populasi penduduk mencapai 3970 Kepala Keluarga merupakan salah satu desa tujuan perpindahan penduduk dari kota maupun luar daerah atau provinsi, maka keberadaan penduduk bersifat heterogen yang berpengaruh sekali pada tata cara kehidupan penduduk yang semula bersifat pedesaan menjadi perkotaan sehingga lambat laun dapat menggeser tata cara pedesaan yang selama ini digunakan. Hal ini juga dipengaruhi oleh tapal batas desa yang berbatasan langsung dengan 2 (dua) kota, yaitu : Kota Malang untuk batas wilayah sebelah timur dan Kota Batu untuk batas wilayah sebelah barat, disisi lain keberadaan Universitas Muhammadiyah Malang dan Taman Rekreasi Sengkaling juga turut membuat mobilitas kehidupan yang ada di Desa Mulyoagung semakin cepat dan dinamis sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat Desa Mulyoagung dalam berperilaku baik di bidang  kegiatan sosial, perekonomian masyarakat maupun adat istiadat.
Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna dan bukan sumber daya yang perlu dimanfaatkan.  Masih banyak masyarakat dalam mengelola sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir (end-of-side), yaitu sampah yang dikumpulkan dari masyarakat diangkut dibuang ke TPA (tempat pemrosesan akhir) sampah. Padahal timbunan sampah dengan volume yang besar di lokasi  tempat pemrosesan akhir sampah melepas gas methan (CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global (global warming). Agar timbunan sampah dapat terurai melalui proses alam, maka diperlukan jangka waktu yang relatif lama, penanganan yang lama dan diperlukan juga penanganan biaya yang besar.
Pengolahan sampah dengan mengandalkan TPA (tempat pembuangan akhir) saja tidak cukup, mengingat semakin sulit mencari TPA (tempat pembuangan akhir) dan besar biayanya operasional dan  pemeliharaan TPA (tempat pembuangan akhir). Oleh karenanya harus ada usaha pengurangan dan pemilihan sampah dari sumbernya, maka permasalahan mengenai pengolahan sampah yang  perlu dipahami adalah bagaimanakah Optimalisasi Manajemen TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) 3R (reduce, reuse,  recycle) Berbasis Masyarakat. Penulis melakukan survey di desa Mulyoagung Kecamatan Dau untuk mengamati bagaimana Optimalisasi Manajemen TPST 3R dalam rangka meningkatkan ekonomi.
Berdasarkan pengamatan, menunjukkan bahwa TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) Mulyoagung bersatu telah menjalankan fungsi manajemen dengan baik walaupun cukup sederhana, karena pekerjaan di TPST Mulyoagung tidak perlu membutuhkan keahlian khsusus  dalam pengolahan sampah, dalam menjalankan fungsi staffing yaitu perekrutan pegawai tidak terlalu rumit. Adanya struktur organisasi menunjukkan bahwa TPST Mulyoagung telah menjalankan manajemen organisasi. Setiap seksi memiliki tugas kerja masing-,masing, dimana satu sama lain saling berhubungan. Berdasarkan hasil wawancancara dengan warga, dapat disimpulkan bahwa pihak TPST telah mengikuti manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pihak TPST telah menyusun struktur organisasi dalam menjalankan kegiatannya. Struktur organisasi ini terdiri dari perencana, pelaksana, dan pengawas.
Masing-masing tugas perencana, pelaksana, dan pengawas ini dihimbau dapat berkerjasama dengan baik dan saling mendukung demi kelancaran kegiatan di TPST Mulyoagung Bersatu ini. TPST telah menjalankan fungsi manajemen cukup baik walaupun sederhana, dapat dikatakan sederhana karena fungsi manajemennya tidak terlalu komplek, seperti contohnya fungsi staffing. TPST Mulyoagung tidak begitu memilih pegawai dalam perekrutannya. Hal ini dikarenakan tugas yang akan dijalankan tidak terlalu membutuhkan keahlian khusus, contohnya bertugas memilah sampah organik dan non organik.
TPST Mulyoagung Bersatu telah menggalakkan program 3R (reduce, reuse, recycle) yaitu dengan mengolah sampah organik maupaun  An organik menjadi pupuk kompos yang bermanfaat bagi kesuburan  tanah dan  menghasilkan  sisa barang yang mempunyai nilai jual.  Program ini digalakkan bertujuan untuk  : 1) Memberikan keuntungan finansial bagi TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) Mulyoagung; 2) Mengurangi volume sampah yang ada di sekitar wilayah desa Mulyoagung; 3) Membantu pemerintah dalam rangka upaya meningkatkan kebersihan lingkungan dengan tercapainya program zero waste; 4) Menambah Nilai jual dari hasil olahan  sampah organik maupun anorganik.
Secara ekonomis TPST Mulyoagung Bersatu telah mampu memberdayakan masyarakat dan mampu meningkatkan perekonomiannya. Untuk lebih lanjut, TPST Mulyoagung Bersatu harus lebih meningkatkan kerjasama dengan beberapa klien/agen untuk mempermudah proses pemasaran hasil pengolahan sampah; dan menambah jumlah alat/mesin pengolahan untuk meningkatkan efektif dan efesien proses pengolahan.

 Retno Evi Astuti
201010070311027

Tidak ada komentar:

Posting Komentar