Selasa, 30 April 2013

TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Supit Urang Kota Malang


           TPA Supit Urang berdiri pada tahun 1992-an. Sejak didirikan, TPA Supit Urang ini seluas 5,6 hektar tetapi sekarang luasnya menjadi 22 hektar. TPA Supit Urang terletak di Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Malang.
Sampah yang dihasilkan diseluruh kota Malang yaitu sekitar 600 ton perhari. Tetapi sampah yang masuk ke TPA supit urang hanya sekitar 400 ton perhari, 200 ton lainnya sudah digunakan ulang oleh berbagai pihak seperti pemulung sampah, pengusaha barang bekas, pengumpul plastik dan lain sebagainya. Jenis sampah yang masuk yaitu 65% merupakan sampah organic sedangkan 35% lainnya adalah anorganik.
Sampah yang dihasilkan tersebut berasal dari rumah penduduk kota Malang bukan berasal dari pabrik ataupun instansi lain. Perusahaan dan instansi lain di kota Malang memiliki instalasi pengolahan sampah sendiri.
Jenis pengolahan sampah di TPA Supit Urang bermacam-macam, salah satunya kontrol lenfil yaitu system penumpukan. Sampah akan di tutup berlapis dengan tanah untuk menjadi gunungan. Harapannya agar sampah lebih cepat hancur dan menjadi komponen tanah. Selain itu, sampah juga diolah menjadi kompos, gas metan dan lainnya.
Pengolahan limbah yang juga dilakukan di TPA Supit Urang salah satunya yaitu IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja). Lumpur tinja ini berasal dari tinja masyarakat yang dikumpulkan ke septiteng lalu di salurkan ke bak IPAL, nanti air yang di keluarkan dari bak ini akan bersih dan diujikan kekolam ikan lalu di alirkan ke sungai.

Gambar Observasi TPA Supit Urang Kota Malang
Foto bersama ketua TPA Supit Urang

Foto timbunan sampah TPA Supit Urang

Truk yang mengangkut sampah dari Kota Malang dibawa ke TPA Supit Urang 

Foto gas metan yang diambil dari tumpukan sampah

 Foto Pengolahan Kompos di TPA SUpit Urang


Darwis Husain



PEMANFAATAN SAMPAH SEBAGAI SUMBER ENERGI DI TPA SUPIT URANG


TPA atau Tempat Pembuangan Akhir sampah merupakan tempat dimana di tumpuknya semua sampah suatu wilayah, apabila kita membicarakan masalah TPA, pasrti terlintas di pikiran kita sebagai tempat yang kumuh, jorok, baud an panas. Tapi berbeda jika anda berkunjung ke TPA Supit Urang Malang.
TPA Supit Urang merupakan TPA Pemkot Malang, Jawa timur. TPA ini di bangun pada tahun  1992, memiliki luas sekitar 25 ha. TPA ini terbagi menjadi beberapa unit dan cell, di dalamnya terbagi menjadi 3 sell (Tempat pembuangan), IPLT (Instalasi Lumpur Tinja), Kantor, dan Rumah Kompos.
TPA Supit Urang setiap harinya mampu menampung sampah sekitar 400 ton/hari atau sekitar 60% sampah yang berasal dari daerah sekitar kota malang. Hal inin terjadi karena beberapa sampah telah di ambil pemulung, di manfaatkan masyarakat dan di tamping di TPS di area kota Malang. Sampah yang masuk ke TPA ini merupakan sampah hasil olahan masyarakat baik itu dari pasar maupun rumah tangga. Komposisi sampah di TPA ini adalah 74% organik dan sisanya anorganik, dari sampah-sampah inilah yang nantinya mampu menghasilkan gas metan.
Teknik penampungan sampah di TPA ini menggunakan teknik open dumping (Pembukaan lahan) dan menggunakan Sanitary Landfill System yaitu teknik penimbunan sampah untuk menghasilkan gas metan setelah di timbun beberapa hari. Gas metan yang di hasilkan kemudian akan di tampung pada sebuah tangki besar yang di hubungkan melalui pipa yang tertancap pada tumpukan sampah. Gas yang telah di tampung nantinya akan di distribusikan kepada sekitar 300 KK yang berada di daerah sekitar TPA. Gas yang di berikan ini dapat dinikmati warga secara gratis, warga biasanya melakukan iuran untuk biaya perawatan pipa dan uangnya di simpan oleh warga sendiri.
Dengan adanya usaha pengembangan gas metan di TPA supit Urang ini warga di daerah sekitarnya akan merasa terbantu secara materi karena selain sebagi tempat mencari nafkah juga warga tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli gas. Selain gas metan di TPA ini juga di kembangkan usaha pembuatan pupuk kompos yang berasal dari sampah organik yang ada. Pupuk yang sudah jadi dan siap pakai akan di distribusikan kepada masyarakat secara cuma-cuma.
 Dari usaha gas metan ini TPA Supit Urang mampu membuktikan bahwa sampah apabila di tangani dengan cara yang baik dan tepat akan mampu menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Candra Virgiawan

Selasa, 23 April 2013

TPST Mulyo Agung Bersatu

TPST Mulyo Agung
 
Sebagai barang sisa, sampah memiliki akibat yang buruk bagi kesehatan diri dan lingkungan sekitar, jika tidak mendapatkan perlakuan lebih lanjut, sampah dapat mengakibatkan hal yang fatal bagi kehidupan. Disini sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tudak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006).

Ketika berkunjung di TPST Dau (Mulyo Agung) ini, sangat memberi kesan dan pesan yang begitu berharga tentang kepedulian terhadap “Sampah”. Yang sebenarnya sampah yang dipandang sebelah mata dapat mengurangi pengangguran dan sebagai tempat pencari nafkah.  
 
 

Awal keberadaan TPST Mulyo Agung ini ditentang oleh warga sekitar dekat TPST Mulyo Agung, karena warga takut bila TPST ini dibangun akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Warga takut lingkungan sekitar rumahnya jadi berbau akibat TPST tersebut.  Tetapi berkat adanya penyuluhan- penyuluhan, serta pembuktian kebersihan pengelolaan TPST yang baik inilah, maka seiring berjalannya waktu warga sekitar menerima keberadaan TPST Mulyo Agung.

TPST Mulyo Agung ini,  sangat mengagumkan  TPST bisa berdiri tanpa campur tangan dari pemerintah dan pengelolahannya sangat bagus. Sampah yang dapat diolah kembali seperti sampah makanan yang akan diolah menjadi pupuk dan pakan ternak seperti pakan babi, karna di TPST Mulyoagung ini memiliki beberapa hewan ternak dan tambak ikan.  Dan sampah yang tidak dapat diolah seperi sampah seterofom dan kertas akan di kemas dan di jual ke TPST yang lebih besar lagi. Karyawan yang bekerja di TPST Mulyoagung ini di gaji atau di bayar perbulan dengan hasil penjualan limbah atau sampah yang dijual kembali dan dari swadaya masyarakat setempat.

pengelolaan limbah di TPST Mulyo Agung ini dapat menurunkan beban bangsa indonesia karena jika TPST didirikan di seluruh indonesia akan berkurangnya tingkat pengangguran dan berkurangnya tingkat kebanjiran akibat pembuanganan sampah ke sungai  oleh masyarakat itu sendiri, sehingga mengganggu kesehatan dan dapat mengakibatkan hal yang fatal. Dengan ini, saya harapkan masyarakat indonesia dapat sadar untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi bangsa indonesia, mulailah dari hal yang kecil memisahkan antara sampah basah dan sampah kering. Dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Kalau bukan kita (masyarakat Indonesia) siapa lagi?
Kita tidak perlu menunggu perintah atau tindakan dari pemerintah untuk menyelamatkan indonesia dan menyelamatkan diri kita sendiri juga keluarga.