Sabtu, 18 Mei 2013

SAMPAH MEMBAWA BERKAH “TPA SUPIT URANG”

Banyak orang memandang sampah menjijikan padahal bisa memiliki nilai jual yang sangat tinggi di tangan orang-orang kreatif. Bukan sekedar teori, melalui sentuhan khusus sampah ternyata bisa menjadi bahan bakar diesel, bahan bakar sepeda motor dan menjadi sumber listrik.Warga yang tinggal di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang Kota Malang saat ini bisa memanfaatkan gas metan tersebut sebagai pengganti bahan bakar gas. Dengan penanganan yang benar sampah terbukti bisa menjadi penganti LPG yang manfaatnya sudah bisa dirasakan 300 Kepala Keluarga (KK) di sekitar TPA Supit Urang.Sehingga efek gas metan yang merusak lingkungan dan lapisan ozon di TPA di kawasan Mulyorejo kini bisa diminimalisir. Gas metan itu disalurkan menggunakan pipa pada rumah, kemudian bisa digunakan untuk bahan bakar memasak.“Prinsip penyalurannya seperti penyaluran air PDAM, menggunakan pipa. Potensi listrik yang terkandung di TPA tersebut bisa lebih dari 5,56 juta kilo watt hour (Kwh) per tahun atau kalau dinominalkan bisa mencapai Rp2,3 miliar per tahun.
Untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Malang, Pemkot Malang merencanakan modernisasi TPA Supit Urang melalui sistem Sanitary Land Field Full yang akan terealisasi bulan Agustus-September mendatang. Modernisasi TPA Supit Urang ini perlu dilaksanakan karena setiap harinya sebanyak 400 ton kubik sampah masuk ke tempat pembuangan akhir yang berlokasi di kawasan Mulyorejo tersebut. Dengan luas hanya sekitar 15 hektar, TPA Supit Urang sudah terisi 75% oleh sampah. Sistem Sanitary Land Field Full adalah pengelolaan sampah langsung dan tidak menggunakan sistem open dumping atau penumpukan sampah. Dengan demikian, TPA Supit Urang bukan lagi menjadi tempat pembuangan akhir melainkan sebagai tempat pemrosesan akhir. Dengan adanya sistem tersebut, gas liar yang dihasilkan oleh sampah tidak merusak lapisan ozon. Sampah-sampah ini juga bisa digunakan sebagai kompos, serta ada fungsi pemilahan sampah.
TPA Supit Urang, tak hanya jadi tempat pembuangan sampah.  TPA terbesar di Malang Raya yang menghasilkan gas metan ini, bakal dijadikan sebagai sumber gas metan yang diolah jadi sumber pemanas dan listrik, mulai Oktober mendatang.
Pemanfaatan energi gas metan dari TPA Supit Urang itu, dilakukan melalui bebarapa tahap. Pertama, meningkatkan status penggunaan gas metan. Dari sebagai laboratoium UMM, menjadi  pemanas atau energi alternatif untuk warga sekitar TPA tersebut.
Pentingnya mengelola sampah menjadi tuntutan masyarakat saat ini mengingat masalah sampah yang semakin banyak sudah menjadi masalah perkotaan di dunia. Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang Kota Malang semakin memprihatinkan.Dari 15,5 hektare lahan yang ada,75% di antaranya sudah penuh gunungan sampah. setiap harinya TPA Supit Urang harus menampung 400 ton sampah dari masyarakat sehingga wajar apabila lahan yang tersedia semakin terkikis. Selama ini pertambahan volume sampah mencapai sekitar 10%.Kondisi ini dipicu pertumbuhan jumlah penduduk, serta adanya tambahan volume sampah dari wilayah Kabupaten Malang dan Kota Batu. Kawasan pinggiran kota, banyak yang memanfaatkan tempat pembuangan sampah (TPS) milik Kota Malang. Sehingga sampah mereka juga masuk ke TPA Supit Urang. ”Sampah kiriman dari daerah perbatasan memacu pertambahan volume sampah. Kawasan perbatasan itu, salah satunya Perumahan Sawojajar II. Sampah dari luar kota ini, setiap harinya bisa mencapai 40 ton.





Anggir Retno Yunita Dewi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar